Wednesday, March 19, 2014

Cerpen tugas smp



Hampir Saja Kehilangan Sahabat


Setelah olah raga capek dilanjutin jajan maka-makan terus istirahat dikelas sambil ramai sendiri itulah kebiasaan anak cewek kelas 9F .
Saat pada ramai sendiri , gak tau sebenernya pada ngerjain April apa? Karena saat itu aku sedang asyik sendiri bermain permainan yang ada dihpnya April.
Tiba-tiba aja Widi memberikan aku sebuah bros kerudung milik April .
‘’Sembunyikan ya”kata Widi sambil membrikan bros itu.
Tanpa berfikir panjang aku pakai aja lagian Aprilkan juga gak tau kalau brosnya yang bawa aku , karena April tahunya aku sedang asyik mainan hpnya.
Entah saat itu April,Widi, dan Liani sedang memperebutkan apa lagi aku gak tahu juga . Yang aku tahu Cuma, mereka sedang berebutan dan berkejar-kejaran seperti anak kecil gitu lah intinya. Ketika April kelelahan dia duduk disampingku dan melihat brosnya yang aku pakai .
‘’Ita brosku kamu yang bawa gak bilang tak kira yang bawa Liani”kata April.
‘’La tadi yang ngasih Widi kok ya aku pakai aja”,jawabku sambil mainan hp dan mencopot brosnya April .
Setelah brosnya aku kasih ke April, April langsung memakainya dan melanjutkan lagi bermain dengan Liani dan Wdi . Sedangkan aku masih duduk asyik mainan hp.
Pada saat waktu pelajaran akan berganti , aku mengajak April untuk segera berganti baju , karena setelah pelajaran Penjas itu adalah pelajaran Fisika yang mengajar adalah wali kelas 9F itu sendiri. Jadi aku takut jika masih memakai seragam olah raga nanti Pak Dwi akan marah. Jadi saat April,Widi, dan Liani masih asyik bercanda aku maksa-maksa April untuk segera ganti seragam OSIS yang pada saat itu adalah hari selasa yang jadwalnya memakai seragam OSIS.
Dan pada saat April mengambil seragam OSISnya yang ada dilaci mejanya, aku sudah lebih dulu berjalan menuju ruang ganti. Sampai diruang ganti aku menunggu April dan Widi. Karena biasnya aku ganti bersama April dan Widi, tapi ketikakita bertiga masuk keruang ganti  .
“Aku gak ganti disini ah, aku ganti bareng Liani diruang ganti satunya aja”kata April.
Akhirnya aku dan Widi pun juga mengikuti April saja dan ketika sampai diruang ganti.
“Aku gantinya entar aja ah belakangan kalian duluan aja”kata April sambil keluar dari ruang ganti.
Sesudah selesai ganti aku dan Widi pun duluan kembali ke kelas tanpa menunggu April karena aku dan Widi merasa April sedang marah dengan kami. Saat dikelas aku bingung bagaiman caranya mengembalikan hpnya April ke dia.
“Ta, pinjem hpnya April dong”katan Liani yang tiba-tiba menghampiriku.
“Ini Li, nanti kamu yang sekalian mengembalikan ke dia ya!Dia kayaknya marah sama aku”jawabku pada Liani.
Lalu pada saat pelajarang Fisika itu biasanya Pak Dwi mengisi dengan lelucon. Tetapi saat itu April tidak tertawa padaku ataupun bicara kepadaku. Padahal biasanya April juga ngomong-ngomong gitu kalau ada lelucon. Tapi iti beda gak kayak biasanya. Saat itu aku berfikir,” apa salahku?Kenapa April diam ?Kamu benar-benar musuhin aku ya?”gumamku dalam hati.
Setelah jam pelajaran selesai April masih tetap diam dan tak bicara sedikit pun padaku. Pada saat pulang.
“LI, April kayaknya bener-bener marah deh sama aku”kataku pada Liani saat jalan pulang sekolah.
“Masak sih Ta, aku bener gak percaya deh kalau April marah sama kamu,mending lihat aja besok  Ta gimana dia”jawab Liani Padaku.
“Ya sudah lah gak usah difikir panajang “jawabku.
Ketia dijalan aku bertemu April , dia tak menyapaku sama sekali bahkan menoleh saja tidak. Aku dan April seperti orang tidak kenal.
Sesampai aku dirumah . Aku tak sanggup menahan air mataku karena kesedihanku. April yang marah padaku.Aku gak sanggup jika harus kehilangan April ataupun April harus selalu diam seperti itu padaku. Aku dengan April teman dekat dari kelas 7. Keluargaku menganggap April seperti sepupuku. Aku tak bias menahan kesedihan itu.
Saat akan menjelang magrib aku mendengar ada suara hp berbunyi dan kulihat hp itu tenyata ada pesan. Ketika aku buka pesan itu tenyata dari April , aku sangat senang sekali karena dia mengirim pesan padaku berarti dia tidak marah padaku. Segera aku buka pesan itu dan aku baca.
‘’Ita maafin aku ya tadi aku gak marah sama kamu kok , tapi aku marah sama Widi.
Saat itu pun aku juga menangis , tetapi berbeda dengan tadi sekarang aku menangis bahagia karena ternyata April tidak marah padaku.Lalu segeralah aku membalas peasn dari April tadi.
“Iya maafin aku juga  ya  pril kalau aku juga salah sama kamu karena aku tadi maksa-maksa kamu untuk cepat-cepat ganti seragam.”
Setealah pesan itu terkirim , aku belajar sambil menunggu balasan pesan dari April, sudah 1jam lebih dia tidak membalasnya, apakah April tidak mau memaafkan aku.
Keesokan harinya saat disekolah aku datang lebih dulu daripada April. Aku datang dengan Sinanding. Tak lama kemudian April pun datang dia bercakap-cakap dengan sinanding tetapi aku masih tetap diam saja tanpaberkata apapun dengan April.
Saat jam pertama akan dimulai .
“Ta, masak kemarin kaki kananku tuh biru”kata April memulai perkataan padaku.
“La emangnya kenapa to?”jawabku.
“La yang kemarin  itu loh kakiku ketatap meja yang natapin Widi”bilang April.
“Bukan aku to?”dengan PDku dan keinginanku untuk meminta maaf dengan April.
“Bukan kok orang yang natapin kemeja itu Widi, waktu kamu udah ke ruang ganti duluan”bilangmya lagi padaku.
“Alhamdulilah tenyata benar April tidak marah denganku ,perasaanku sangat senang sekali”gumamku dalam hati.